Budiman Sudjatmiko, seorang politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), telah resmi diberhentikan oleh Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP. Pemberhentian ini berasal dari dukungan yang diberikan oleh Budiman kepada Prabowo Subianto. Budiman telah mengkonfirmasi bahwa ia telah menerima surat pemberhentian sebagai kader PDIP.
“Dengan benar, saya telah menerima (surat pemberhentian PDIP). Saya menerimanya pada pukul 20.00 WIB,” ujar Budiman dalam konfirmasi kepada Antara di Jakarta pada Kamis malam.
Surat pemberhentian tersebut ditandatangani oleh Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, dan Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, pada Kamis (24/8).
Namun, Budiman enggan memberikan komentar lebih lanjut terkait hal ini. Ia hanya mengucapkan terima kasih kepada PDIP atas kesempatan yang diberikan untuk terlibat dalam dunia politik. Ia menyatakan bahwa ini adalah akhir dari satu bab dalam hidupnya dan awal bab berikutnya.
Deddy Yevry Sitoru, politisi PDIP, juga membenarkan surat pemberhentian tersebut. Ia menyatakan bahwa surat pemberhentian Budiman sebagai kader PDIP telah dikirim pada Kamis siang. “Saya mendengar bahwa suratnya sudah dikirimkan melalui kurir siang tadi,” kata Deddy.
Budiman, bersama dengan Prabowo, mendeklarasikan Kelompok Relawan Prabowo-Budiman Bersatu (Prabu) di Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (18/8). Pada kesempatan tersebut, Budiman secara terang-terangan mendukung Prabowo sebagai calon presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ia mengungkapkan kagumnya terhadap pemikiran Prabowo yang tertuang dalam buku “Paradoks Indonesia”.
Sementara itu, PDIP sekarang berfokus pada Ganjar Pranowo sebagai kandidat presiden untuk periode 2024-2029. Said Abdullah, Ketua DPP PDIP, menyatakan bahwa fokus partai saat ini adalah memenangkan Ganjar Pranowo sebagai presiden.
Setelah pemecatan ini, belum jelas arah langkah Budiman ke depan. Ia belum memutuskan apakah akan bergabung dengan Partai Gerindra atau partai lainnya. Namun, sebelumnya Budiman telah menyatakan pertimbangannya untuk sementara waktu “jomblo”. Ia mengibaratkan situasinya seperti seseorang yang baru kehilangan pasangan dan memerlukan waktu untuk berkabung.